6 Pesona Taman Nasional Lorentz

Tanah Papua memang menyimpan banyak keindahan eksotisnya, yang sangat menarik. Salah satunya adalah Taman Nasional Lorentz. Nama taman ini berasal dari nama Hendrikus Albertus Lorentz, yakni seorang penjelajah Belanda yang mempopulerkannya setelah ia sampai di kawasan tersebut di sekitar tahun 1909. Pemerintah Indonesia di tahun 1978 telah menetapkan taman yang terbesar di kawasan Asia Tenggara ini sebagai Cagar Alam atau Strict Nature Reserve.

Kemudian di tahun 1999, UNESCO menetapkan kawasan tersebut sebagai situs warisan dunia UNESCO atau World Heritage Site. Lalu di tahun 2003, bertempat di Yangon, Myanmar, cagar alam Lorentz ini dinyatakan Warisan ASEAN atau ASEAN Heritage Parks, yang penetapannya tersebut ditandatangani oleh para perwakilan dari beberapa negara di Asia Tenggara.

Berikut ini adalah enam pesona Taman Nasional Lorentz dari beragam keistimewaannya.

1. Luas Kawasan

Nama taman ini berasal dari nama Hendrikus Albertus Lorentz, yakni seorang penjelajah Belanda yang mempopulerkannya setelah ia sampai di kawasan tersebut di sekitar tahun 1909.

Dari segi ukuran luas atau besarnya kawasan Taman Nasional Lorentz ini sudah mempesona. Kawasan Taman Nasional Lorentz ini memiliki luas yang mencapai hingga sekitar 2,4 juta hektar (Ha), yakni sekitar 25 ribu kilometer persegi.

2. Letak atau Lokasi

Lokasinya tersebut juga unik karena saking luasnya maka Taman Nasional Lorentz yang lokasinya berada di bagian Tengah Selatan Papua ini mencakup hingga 10 Kabupaten di Provinsi Papua, yang meliputi kabupaten di Papua Barat. Kesepuluh kabupaten tersebut adalah Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Paniai, serta Kabupaten Intan Jaya, juga Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Puncak Jaya, serta Kabupaten Lanny Jaya, dan Kabupaten Jayawijaya, juga Kabupaten Yahukimo, dan Kabupaten Ndua serta Kabupaten Asmat.

Letak atau lokasinya itu membentang di sepanjang gletser khatulistiwa pada jajaran pegunungan tinggi di Asia Tenggara, dengan spektrum ekosistem yang lengkap, mulai dari ekosistem pesisir pantai hingga pada Pegunungan Alpin. Taman Nasional Lorentz menjadi kawasan lindung yang paling besar di Asia Tenggara, dengan area dari puncak Pegunungan Jayawijaya yang berselimut salju berketinggian 5.030 meter di bawah permukaan laut, sampai posisi yang membujur di batas tepi perairan Laut Arafuru. Bentangan kawasan Taman Nasional Lorentz itu berada di persimpangan antara dua buah lempeng benua yang bertabrakan. Kawasan Cagar Alam Lorentz ini adalah menjadi keterwakilan dari berbagai gradasi ekosistem dengan ketinggian yang sangat bervariasi, berbeda-beda antara 0 m dpl hingga 4.884 m dpl. Tak heran jika taman nasional Lorentz ini memiliki kekayaan alam yang unik-unik, beragam serta langka di dunia.

Pada kawasan lindung Lorentz ini terdapat mulai dari hutan gambut, lalu ada rawa, hingga pantai pasir karang juga ada. Taman nasional Lorentz ini memang memiliki beragam ekosistem, yang termasuk padang rumput, selain rawa, juga pantai, dan hutan hujan, serta Pegunungan Alpin yang terdapat gletser tropis yang sangat langka adanya.

3. Ketinggian

Kawasan tertinggi taman nasional Lorentz ini mencapai hingga  4.884 m dpl. Lokasi ini adalah puncak tertinggi di Indonesia. Kawasan lindung taman nasional Lorentz ini mencakup Puncak Jaya Wijaya dan Lembah Baliem yang juga sudah terkenal seantero dunia. Ketinggian taman nasional Lorentz tersebut membuat kawasan konservasi ini menjadi salah satu dari tiga kawasan di dunia yang berada di daerah tropis namun memiliki gletser. Puncak tertingginya adalah Cartenz dan memiliki salju abadi.

Lalu di bagian sisi sebelah Utara ini terdapat bentang jajaran pegunungan tinggi di Pulau Papua.  Keindahan panorama bentangan es di kawasan Puncak Cartenz yang memiliki ketinggian sekitar 4.760 meter sampai 4.884 meter di atas permukaan laut atau ukuran mdpl tersebut menjadikannya sebagai destinasi wisata alam yang terkenal.

Banyak orang menyebutnya sebagai Cartenz Pyramid, dengan ketinggian 4.884 m dpl tersebut maka Cartenz Pyramid menjadi puncak gunung yang paling tinggi diantara deretan pegunungan yang ada di tengah Pulau Papua. Cartenz Pyramid telah dikenal dengan secara luas ke seluruh dunia sebagai salah satu dari ketujuh puncak tertinggi yang ada di 7 benua atau yang juga sering disebut sebagai salah satu dari ke 7 puncak tertinggi Seven Summits. Nama Cartenz tersebut diambil dari nama Jan Carstenszoon,

yakni seorang pelaut dengan kebangsaan Belanda, sebagai yang pertama kali melaporkan mengenai keberadaan beberapa puncak yang penuh selimut salju di suatu pegunungan tropis yang berada di kawasan Papua di tahun 1623.

Penduduk lokal sekitar menyebut  Cartenz Pyramid tersebut sebagai Nemangkawi Ninggok, yakni yang memiliki arti sebagai Puncak Panah Putih, karena bentuknya yang mengerucut seperti ujung panah yang lalu ada selimut es putih pada bagian titik ujungnya. Puncak Panah Putih ini pertama kalinya berhasil ditaklukkan oleh seorang pendaki gunung bernama Heinrich Harrer di tahun 1962.

Kemudian ada juga Danau Habema yang lokasinya di Distrik Palebaga, dengan ketinggian danau sekitar 3.000 mdpl dan juga telah jadi salah satu destinasi wisata alam yang mempesona. Kejadian geologis pertemuan antara lempeng Australia dengan Lempeng Pasifik telah membentuk morfologi yang unik dengan adanya cekungan yang membentuk danau. Ada juga lembah Danau Tiga berlokasi di perbatasan pertambangan PT. Freeport Indonesia dengan wilayah Taman Nasional Lorentz. Ada juga sungai yang menghilang sepanjang beberapa kilometer ke dalam tanah yang ada di Lembah Baliem.

4. Potensi Tambang dan Kandungan Alam Taman Nasional Lorentz

Sebagai kawasan tundra maka taman nasional Lorentz ini mirip kawasan tundra di wilayah Grasberg, yang menyimpan kandungan aneka mineral yang berpotensi untuk ditambang, yakni berupa emas dan juga tembaga serta lain sebagainya.

5. Keberagaman Koleksi Flora dan Fauna di Indonesia di Kawasan Taman Nasional Lorentz

flora dan fauna taman nasional lorentz
Photo Credit

Pesona telak taman nasional Lorentz adalah pada beragamnya variasi koleksi flora dan fauna yang ada di dalamnya. Beraneka jenis fauna yang ada di dalam taman nasional Lorentz ini berasal dari berbagai macam kelas dan juga berbagai spesies yang juga menjadi ciri khas serta endemik di tiap kawasan di wilayah tersebut. Terdapat sekitar lebih dari 42 jenis spesies mamalia, yang 25 persennya merupakan temuan baru bagi Papua dan juga Indonesia serta dunia. Spesies baru tersebut, yang menjadi catatan baru, salah satunya ialah hewan kangguru pohon.

Binatang bernama kanguru pohon tersebut memiliki perbedaan dengan hewan kanguru yang biasanya, yakni jenis kanguru pohon tersebut memiliki warna yang tidak biasa, bukan kecoklatan, tapi warnanya adalah hitam serta putih, dan juga memiliki tubuh yang besar, dan ditemukannya di sekitar daerah perbukitan. Sedangkan yang menjadi ikon dari taman nasional Lorentz ini adalah burung beo Pesquet. Kawasan lindung Lorentz adalah merupakan habitat Daerah Burung Endemik atau DBE, yang menjadi tempat tinggal atau rumah bagi sekitar 45 spesies aneka jenis burung dengan area sebaran yang terbatas.

Kesembilan di antara 45 jenis spesies burung tersebut adalah merupakan tipe spesies endemik. Beberapa di antaranya koleksi spesies burung yang ada di kawasan taman nasional Lorentz ini selain burung beo pesquets, adalah juga ada burung nambur archbold, serta burung cendrawasih yang sudah terkenal dan memiliki bulu yang indah cantik mempesona. Terdapat Cenderawasih elok atau yang memiliki nama latin Macgregoria pulchra yang adalah salah satu dari spesies endemik yang tinggal di hutan sub alpin di dataran tinggi pegunungan Jayawijaya, yang memiliki ketinggian sekitar 3.200 m dpl hingga 3.500 mdpl, yang telah masuk ke dalam jenis satwa yang dilindungi dan diatur sebagai larangan dalam peraturan perdagangan tingkat internasional.

Berbagai jenis fauna, aneka satwa, yang sudah teridentifikasi di Taman Nasional Lorentz ini kurang lebih adalah hingga sebanyak 630 jenis burung, yang sekitar 70 % nya merupakan burung yang sudah ada dan telah cukup dikenal di Papua, dan lalu ada juga hingga sekitar 123 jenis mamalia. Beberapa jenis burung yang sudah cukup dikenal dan populer sebagai ciri khas taman nasional Lorentz itu ialah meliputi dua buah jenis burung kasuari, dan empat buah burung megapoda, serta ada hingga 31 jenis burung merpati, dan juga ada hingga 30 jenis burung kakatua, serta ada 13 jenis burung udang, juga ada 29 jenis burung madu, serta terdapat 20 jenis burung endemik yang diantaranya adalah burung Cendrawasih ekor panjang atau yang memiliki nama latin sebagai Paradigalla carunculata dan juga burung puyuh salju atau Anurophasis monorthonyx.

Sedangkan untuk satwa mamalia yang telah tercatat antara lain ada babi duri moncong panjang atau yang nama lainnya adalah Zaglossus bruijnii, dan babi duri moncong pendek atau Tachyglossus aculeatus, serta ada 4 jenis kuskus, juga ada walabi, dan kucing hutan, serta kanguru pohon. Sedangkan koleksi floranya sangat beragam sekali dan banyak sekali jumlahnya. Ada jenis tumbuhan endemik Geranium monticola yang bisa ditemui di sekitar basecamp terakhir pada jalur pendakian Puncak Trikora.

Geranium Monticola membuat pemandangan di puncak Trikora menjadi makin mempesona. Dengan ketinggian sekitar 4.750 m dpl maka puncak Trikora merupakan puncak tertinggi ketiga sesudah puncak Cartenz Pyramid serta Puncak Mandala. Taman Nasional Lorentz adalah merupakan ekosistem yang terlengkap bagi keanekaragaman hayati koleksi flora dan fauna di wilayah Asia Pasifik. Berbagai jenis tumbuhan yang ada di taman nasional Lorentz ini selain Geranium Monticola ada juga Nypa fruticans atau Nipah, dan juga tanaman bakau atau yang nama latinnya adalah Rhizophora apiculata, juga ada Pandanus julianettii, serta Colocasia esculenta, dan Avicennia marina, serta Podocarpus pilgeri, juga ada Nauclea coadunata, dan lain sebagainya.

Terdapat banyak sekali aneka jenis flora fauna yang hidup di 34 tipe vegetasi yang diantaranya berupa hutan rawa, dan hutan tepi sungai, serta hutan sagu, juga hutan gambut, dan pantai pasir karang, serta hutan hujan  lahan datar atau lereng, juga hutan hujan pada bukit, dan hutan kerangas, serta hutan pegunungan, juga padang rumput, serta lumut kerak.

6. Kediaman Beberapa Suku Papua

Keistimewaan lainnya dari kawasan taman nasional Lorentz ini adalah karena kawasan tersebut juga adalah merupakan tempat tinggal dan kediaman bagi beberapa suku yang ada di Papua. Diperkirakan kebudayaan yang berkembang di wilayah tersebut telah memiliki usia hingga sekitar 30.000 tahun lamanya. Beberapa suku yang tinggal di kawasan taman nasional Lorentz ini adalah ada Suku Nduga, dan Suku Dani, serta Suku Amungme, juga ada Suku Sempan, serta Suku Asmat yang sudah terkenal dengan karya seni pahatannya.

Kebudayaan yang mereka miliki pada tiap suku tersebut sangat beragam dan masing-masing memiliki kekhasannya sendiri yang sangat menarik dan mempesona. Kemungkinan besar masih terdapat lagi beberapa suku lain yang hidupnya terpencil jauh di dalam hutan belantara tersebut yang bahkan mungkin belum pernah melakukan kontak dengan suku lainnya ataupun dengan manusia modern. Beberapa suku tersebut sangat menghormati alam dan menjaga baik hutan yang mereka tinggali.

Pesona dari kawasan spektrum ekologis yang meliputi vegetasi alpin, dan sub-alpin, serta montana, dan sub-montana, juga Dataran Rendah, serta lahan basah taman Nasional Lorentz ini lebih mempesona untuk dikunjungi pada bulan Agustus, yakni saat Festival Lembah Baliem dilangsungkan. Sempatkan untuk mengunjunginya, dan nikmati pesonanya.

Artikel Terbaru

Pastikan Anda mendapatkan momen liburan terbaik.

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x